SULUT,– Kanalsindo.id-Lambannya penanganan kedaruratan pihak Basarnas Manado terhadap musibah kebakaran yang menimpah KM. Barcelona V, tidak hanya mengundang keprihatinan masyarakat Talaud tapi juga mengundang tanya publik seputar kesiap-siagaan institusi yang harusnya tampil di garda terdepan dalam penanganan bencana.
Namun hal itu tidak terlihat, pihak Basarnas tiba belakangan usai para korban dievakuasi secara keseluruhan oleh para nelayan pulau Gangga I, II, Talise dan sekitarnya, ironis memang tapi itu fakta yang terjadi.
Dengan nada kelakar seorang warga yang berada dilokasi penampungan sementara korban kebakaran KM. Barcelona V diruang tunggu pelabuhan manado, dengan dialeg kental manado berujar,” torang yang lalah momasa, Basarnas yang kenyang”
Sementara tugas mereka sebagai regu penyelamat kadung mubasir, peran sebagai regu penyelamat menjadi tak berarti dan kehilangan makna, bagaimana tidak, tugas mereka telah diambil alih oleh nelayan yang berada di dekat perairan Manado.
Beredar informasi yang menyebutkan, lambatnya Personil Basarnas dalam melakukan pertolongan terhadap korban lebih disebabkan oleh proses birokrasi yang menghambat mobilitas regu penyelamat untuk secepatnya bertindak tanpa harus menunggu terbitnya surat perintah tugas.
Keadaan darurat seperti itu harusnya Para personil Basarnas on stay, siap bergerak setiap saat, tanpa harus menunggu surat perintah terlebih duhulu ketika terjadi bencana.
Untungnya para nelayan lebih sigap dibanding Basarnas, mereka dengan jiwa heroiknya dan tanpa aba-aba, tanpa perintah, tanpa komando langsung bergerak menuju titik sasaran.
Terima-kasih, salut dan apresiasi yang sangat tinggi buat para nelayan yang dengan tulus telah mengevakuasi dan memberi perawatan sebagai bentuk pertolongan pertama terhadap para korban.
Apa mau menunggu banyak korban berjatuhan baru bertindak, kata Nelson Sasauw, karena itu, terkait peristiwa tersebut, dia meminta Kabasarnas Nasional, agar segera mencopot Kepala Basarnas Manado, akibat lambannya dalan melakukan penanganan korban musibah kebakaran KM. Barcelona V,” desak Sasauw.
Menurutnya, menyelamatkan nyawa manusia menjadi prioritas utama dan urgent, bukan menunggu lembaran surat perintah tugas yang jadi biang masaalah, apakah harus menunggu banyak nyawa melayang baru bertindak,” ujar Sasauw, dengan nada tanya.
Bandingkan saja, nggak usah jauh-jauh, misalnya, pasukan pengawal pantai (Coast Guard) Jepang atau Korea Selatan, usai menerima pesan darurat tentang adanya musibah, seperti yang terjadi dengan KM. Barcelona V. tanpa di komando, langsung menuju titik sasaran untuk melakukan pertolongan.
Berbeda dengan negara kita, kata Sasauw kepada awak media Mapikornews.com, untuk segala sesuatu di Indonesia harus melalui proses birokrasi terlebih dahulu, sementara para korban menunggu dengan harap-harap cemas, kapan tibanya regu penolong untuk menyelamatkan mereka dari ancaman kematian,” tandas Sasauw, tokoh pendiri Mukad.
Di kesempatan yang sama, Sasauw juga meminta Menteri Perhubungan, agar mencopot Admistrator pelabuhan laut Manado selaku pelabuhan asal, dan pelabuhan laut tujuan yaitu, pelabuhan Melonguane, Lirung dan Kabaruan,” pintahnya.
Lanjut Sasauw, bukan hanya sekedar di copot dari jabatannya tapi Polisi harus berani menyeret 4 administrator laut sekaligus ikut menjadikan mereka sebagai tersangka karena dinilai sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas insiden kebakaran yang menimpa KM. Barcelona V,” ucapnya.
Lanjut Sasauw, saya menduga selama ini tidak pernah digelar simulasi penanggulangan bencana dan evakuasi korban bencana khusus untuk kapal penumpang, demikian juga dengan pemeriksaan peralatan safety seperti, Life Jacket, Perahu Karet, Sekoci dan alat Pemadam Kebakaran sepertinya luput dari perhatian pihak administrator pelabuhan laur,” sebut Sasauw,” tokoh pemekaran Talaud.
Menurutnya ini bentuk kelalaian dan kealpaan Administrator pelabuhan laut, patut diduga mereka (red) Adpel tidak melakukan pemeriksaan semua peralatan safety secara rutin. Bukan sekedar nampang doang diatas kapal saat akan bertolak menuju pelabuhan tujuan, tanpa melakukan apa-apa,” tukasnya.
Lebih fatal lagi para Anak Buah Kapal (ABK) sesuai informasi yang berhasil dihimpun media Kanalsindo.id, tidak tahu bagaimana cara membuka kunci dan menggunakan peralatan/tabung pemadam kebakaran.
Ditengarai sejumlah ABK menggunakan ijazah pelaut tembak sehingga tidak mengetahui, mengerti dan memahami benar tentang penggunaan semua peralatan safety yang wajib dimiliki oleh setiap kapal motor.
Hal Ini tak boleh terlewatkan oleh pihak Kepolisian, ini juga menjadi pintu masuk untuk menyeret pihak pemilik kapal dalam proses penerimaan calon ABK, pendek kata semua aspek yang menjadi penyebab kebakaran harus diselidiki oleh penyidik Polda Sulut,” desak Sasauw.
Bukan cuman itu, overload penumpang juga sering menjadi pemicu insiden terhadap daya mesin yang di paksa dengan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas dan pada akhirnya kapal mengalami kerusakan mesin atau as/sumbuh propeler patah atau musibah kebakaran seperti yang terjadi dengan KM. Barcelona,” ucap Sasauw.
Kedepan tidak boleh lagi diijinkan bagi setiap calon penumpang yang belum memiliki tiket karena ini menyangkut keselamatan dalam pelayaran dan tidak berhak atas jaminan asuransi kecelakaan karena tidak tercatat dalam daftar (Manifest) penumpang,” paparnya.
Bukan seperti yang terjadi dengan KM. Barcelona, petugas terkesan tutup mata dengan hal ini, mungkin ada kongkalikong antara administrator pelabuhan dengan nahkoda atau ABK,” ujar Sasauw,
Dikutip pada akun facebook seorang tokoh masyarakat Talaud yang cukup dikenal dan tidak lain adalah pemilik nama, Jekmon Amisi, dia meminta Atministrator Pelabuhan, untuk menertibkan penggunaan ijazah tembak oleh para ABK di semua kapal penumpang.
Menurutnya dilihat dari tayangan siaran langsung terlihat ABK tak tau apa yang hendak mereka lakukan, itu fakta yang terjadi, menurutnya, mereka tidak tahu cara penggunaan tabung pemadam kebakaran.
Juga tidak tahu cara membuka tabung pelampung, tidak memberikan pengumuman saat terjadi kebakaran dan tidak membagikan pelampung kepada penumpang, malah menyelamatkan diri terlebih dahulu,” sebutnya.
Penulis : Johny Lalonsang
Redaktur Pelaksana Kanalsindo.id
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: kanalsindo@gmail.com. Terima kasih.