MANADO – Polemik di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara (Sulut) kian memanas setelah keputusan pencabutan Kartu Tanda Anggota (KTA) milik Adrianus R. Pusungunaung mencuat ke publik.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat pengurus harian PWI Sulut yang dipimpin oleh Voucke Lontaan dan Merson Simbolon pada Senin, 3 Maret 2025.
Namun, Adrianus yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua PWI Sulut Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan di kubu Voucke Lontaan, menanggapi pencabutan KTA itu dengan nada sindiran.
Ia menilai langkah tersebut tidak relevan karena dirinya sudah lebih dulu tidak mengakui kepengurusan PWI di bawah Hendry Ch. Bangun.
“Saya sudah menyatakan tidak mengakui kepengurusan PWI di bawah Hendry Ch. Bangun karena yang bersangkutan sudah diberhentikan secara penuh. Saat ini, saya mendukung Plt Ketua PWI Sulut yang sah, saudara Vanny Loupatty, yang juga secara sah mendukung Ketum PWI, Zulmansyah Sekedang,” tegas Adrianus saat diwawancarai, Kamis (20/3/2025) pagi.
Ia juga menyoroti keputusan pencabutan KTA tersebut sebagai langkah yang tidak masuk akal.
“Lucu juga, orangnya sudah mundur tapi masih diurus pencabutan KTA-nya. Mau mereka panggil lagi, mana saya mau,” sindirnya.
Lebih lanjut, Adrianus menegaskan bahwa Voucke Lontaan dan Merson Simbolon sudah tidak memiliki kewenangan dalam kepengurusan PWI Sulut.
Ia mengacu pada Surat Keputusan (SK) PWI Pusat Nomor 134-PGS/A/PP-PWI/II/2025 yang membekukan kepemimpinan Voucke dan Merson serta menunjuk Vanny Loupatty sebagai Plt Ketua PWI Sulut, dengan Ardison Kalumata sebagai Plt Sekretaris.
“Sebagai masyarakat yang sadar hukum dan taat berorganisasi, masa saya harus mendukung orang-orang yang sudah dipecat? Pakai akal sehat biar hidup kita berlaku sehat,” tegas Adrianus.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas organisasi dan mendukung kepemimpinan yang dianggap sah berdasarkan keputusan PWI Pusat.
“Sebagai Wakil Ketua PWI Sulut Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan, saya akan terus mengawal dan siap pasang badan menjaga marwah organisasi PWI di Sulut. Termasuk mengamankan visi-misi PWI di bawah kepemimpinan Ketum PWI Zulmansyah Sekedang dan Plt Ketua PWI Sulut, Vanny Loupatty alias Maemosa,” ujarnya.
Di tengah kisruh yang terjadi, Adrianus mengingatkan bahwa PWI Sulut seharusnya lebih fokus pada program kerja ketimbang terus larut dalam perdebatan internal yang tidak produktif.
“Soal KTA tidak perlu diributkan. Saat ini, PWI Sulut sedang fokus menjalankan sejumlah program penting. Mari kita dukung. Saya yakin di bawah kepemimpinan Maemosa dan Ardison, PWI Sulut akan menjadi lebih baik karena dipimpin oleh orang-orang yang benar,” pungkasnya.
(**007)
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: kanalsindo@gmail.com. Terima kasih.