SULUT, – Usul pencopotan Gibran sebagai Wakil Presiden yang disuarakan oleh para pensiunan, itu tidak lain karena oknum-oknum pensiunan tersebut tidak suka dengan Prabowo Subianto, yang dikemas lewat pemecatan Gibran sebagai Wakil Presiden.
Dendam dan luka lama kembali membara, catatan sejarah masa lampau mengingatkan mereka tentang sepak terjang seorang mantan Danjen Kopassus yang waktu itu sangat dekat dengan kelompok aktifis, sering berseberangan dengan para seniornya dan yang dikenal kritis baik dalam pandangan maupun dalam bersikap.
Mereka menganggap eks Pangkostrad itu menjadi penghalang dan di cap sebagai penghianat bangsa dan negara. Mari kita lihat, siapa-siapa saja Jendral yang berdiri dibalik pemecatan Prabowo Subianto, publik pun mengetahui, siapa-siapa mereka.
Namun seiring berjalannya waktu kesan penghianat dan penghalang bagi karier para jendral pupus seketika, pemecatan terhadap dirinya di anulir, nama baiknya direhabilitir, pangkatnya di naikan setingkat menjadi Jendral penuh dari sebelumnya berpangkat Letnan Jendral (Letjen).
itu semua karena dilandasi oleh niat baik Presiden Joko Widodo untuk mengangkat kembali harkat serta martabat dan nama baik Prabowo Subianto yang tercoreng karena ulah oknum-oknum jendral yang saat itu terlanjur sakit hati oleh sepak terjang mantan menantu Presiden Soeharto.
Bukan mustahil dan bukan pula hal yang tidak mungkin terjadi jika negara diam dan tak bersikap dalam mencermati permintaan para pensiunan jendral yang kadung paranoid, linglung akibat faktor usia yang semakin uzur, untuk memakzulkan Gibran.
Sejumlah alasan didengungkan, mulai dari usia muda, anak ingusan, belum berpengalaman dan tidak mampu memimpin negara, dan alasan lain yang tak berdasar, naif.
Mereka lupa bahwa Prabowo-Gibran berhasil meraup perolehan suara secara signifikan yakni, menang 96.214.691 dengan prosentasi suara 58% maka dengan demikian ini menjadi bukti bahwa sesungguhnya pasangan ini beroleh dukungan terbesar dari mayoritas pemilih.
Berbagai reaksi bermunculan dari sejumlah komponen masyarakat dalam menyikapi usulan pemecatan Gibran bahkan lebih dari itu telah mememicu amara publik dan bakal melakukan perlawanan bagi siapa-siapa saja yang coba-coba melengserkan Gibran.
Selain itu, pencopotan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden (Wapres) potensial dapat mengancam stabilitas keamanan, ekonomi, keuangan dan moneter, sosial kemasyarakatan dan pada akhirnya membuat Negara ini diambang kehancuran.
Selain Pendukung Jokowi-Gibran, dukungan yang sama bisa jadi datang dari para loyalis Jokowi yang berasal dari TNI/POLRI, masyarakat Pro-Demokrasi Dan Kaum Reformis yang anti terhadap bangkitnya orde baru jilid dua
Indikasi bangkitnya orde baru jilid dua terlihat dari 8 tuntutan yang dilayangkan para pensiunan jenderal antara lain yaitu, kembali ke UUD’45 sesuai teks asli sebelum di amendemen dan usulan lainnya yang juga dapat mengancam kehidupan demokrasi.
Sementara, kebebasan berpendapat dalam sebuah negara yang menganut faham demokrasi itu sah-sah sah saja dan di jamin dalam UUD’45 namun demikian kebebasan berpendapat sebagaimana yang di suarakan oleh para pensiunan jendral adalah sesuatu yang tidak senafas dengan konstitusi negara.
Sejumlah pendukung Gibran pun angkat suara terkait pemakzulan Gibran, kami ta’kan gentar dengan manuver politik dari 103 pensiunan kolonel dan jendral, kami rakyat Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air siap melawan sekali pun nyawa taruhannya.
Sementara itu usulan pencopotan Gibran diduga bagian dari skenario untuk menggerogoti secara perlahan kewenangan dan kekuasaan, juga sebagai upaya melemahkan kewibawaan serta eksistensi dan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto di mata dunia dan Indonesia.
Sementara ketika Pilpres 2024 Prabowo Gibran memenuhi syarat baik sebagai Calon Presiden maupun Calon Wakil Presiden dan di pilih secara konstitusional. Maka dengan demikian tak ada alasan sedikit pun melengserkan Gibran dari jabatannya sebagai Wakil Presiden.
Kata mereka, Prabowo tanpa Gibran tak akan bakal jadi Presiden, demikian pula, Prabowo tanpa Jokowi tak akan mungkin jadi Menteri Pertahanan, dan karena Jokowi-lah Pangkatnya Dinaikan Setingkat Dari Sebelumnya Letjen Menjadi Jenderal Penuh.
Tapi kami yakin, Prabowo bukanlah seorang penghianat dan bukan pulah sosok yang,” Lupa Kacang Akan Kulitnya, tak tahu berbalas dan berterima kasih terhadap budi baik dari orang yang menjadikan dirinya seperti saat ini pendek kata,” Prabowo Tanpa Jokowi-Gibran Bukanlah Apa-Apa.
Sementara disisi lain, upaya pelengseran Gibran, diduga di susupi kepentingan pihak-pihak tertentu dengan menggunakan kelompok anti kemapanan dan mereka yang berseberangan dengan pemerintah, yang bertujuan menjarah kekayaan negeri ini.
Ada upaya secara sismatis dan terencana yang bertujuan membuat kacau balau, dan menciptakan perpecahan antar sesama anak bangsa, lewat cara-cara adu-domba sehingga dengan demikian mereka akan lebih leluasa menjarah dan merampok sumber daya alam yang kita miliki.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia tak boleh diam, menyaksikan ulah para pensiunan Jenderal, di usia yang makin uzur bukannya menyampaikan usulan konstruktif dan objektif didalam menyelesaikan persoalan bangsa tapi sebaliknya mengusung usulan yang berbau tendensius dan ambisius.
Semestinya mereka memberi sumbangsih pemikiran rasional dan objektif dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa, di tengah-tengah badai ekonomi yang semakin sulit dan diambang resesi ekonomi dunia, tapi memberi usulan yang membuat gaduh negeri.
Menyikapi usulan tersebut, sikap tegas pun disuarakan masyarakat Indonesia didalamnya pendukung Jokowi-Gibran sambil berkata, kami akan menjadikan Jakarta menjadi lautan manusia dan “berdarah-darah demi membela Gibran, sekali pun nyawa taruhannya.
Ini bukan ancaman, tapi jika usulan pencopotan Gibran benar-benar terjadi, tidak hanya memicu amarah dari para pendukung mantan Presiden RI Ke-7 dan mantan Walikota Solo,” pertumpahan darah” bakal tak terhindarkan.
Korban nyawa sekali pun, kami siap membela serta membentengi Gibran dari upaya pelengseran, kami siap menghadapi setiap kemungkinan buruk yang bakal menimpa Gibran, dan kami juga siap menghadapi siapa pun, yang coba menghancurkan bangsa ini.
Sementara itu seorang tokoh masyarakat Sulut mengatakan, saya sependapat dan sangat setuju dengan narasi-narasi yang beràsal dari sejumlah pendukung Jokowi-Gibran,” tukasnya.
Menurutnya Kenyataan yang terjadi tidak dapat dipungkiri oleh para Jenderal purnawirawan tersebut. Mereka mengabaikan proses demokrasi yang sudah dilewati secara Konstitusional,” ujar Stenly Jufrie Pakasi, S.Pd Ketua DPD GPN 08 SULUT.
Saya yakin mereka ini sengaja bermain di air keruh untuk meruntuhkan pemerintahan Prabowo Gibran, bukan hanya Gibran semata tapi oleh karena terobosan-terobosan perubahan yang terjadi dalam kepemimpinan Prabowo-Gibran,” ucap Pakasi, Ketua Umum (Ketum) Yayasan Anugerah Kemuliaan Minaesa.
Usul pencopotan Gibran lebih pada mengalihkan situasi atau perhatian pemerintah agar program-program strategi pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) Swa-Sembada Pangan dan IKN yang telah Menelan anggaran ratusan trilyunan rupiah tersebut bakal Gagal total,” tandasnya.
Tonaas Wangko Laskar Benteng Minaesa Nusantara itu dalam pernyataannya menegaskan, benar kita harus lawan siapa pun yang coba-coba merongrong kedaulatan rakyat yang jelas-jelas menodai nilai-nilai demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD’45.
Siapa pun mereka kami rakyat Indonesia pada umumnya dan Masyarakat Sulawesi Utara di dalamnya ada Suku Minahasa akan bergerak serentak untuk melindungi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari jurang perpecahan dan kehancuran,” pungkasnya.
Penulis : Johny Lalonsang
Redaktur Kanalsindo.id
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: kanalsindo@gmail.com. Terima kasih.