Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
HUKRIMSulut

Martabat GMIM Di Buat Babak-Belur Oknum Ketsi, Bak “Tsunami Yang Mengguncang

5886
×

Martabat GMIM Di Buat Babak-Belur Oknum Ketsi, Bak “Tsunami Yang Mengguncang

Sebarkan artikel ini

MANADO — Sinode GMIM selain sebagai institusi ke-agamaan terbesar di Sulawesi Utara tapi juga di sebut sebagai tempat bernaungnya para “Hamba” Tuhan atau yang di sebut Pendeta.

Nasib dan pelayanan mereka bergantung di tangan oknum ketua Sinode GMIM, yang telah di tetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Polda Sulut, terkait dugaan korupsi dana hibah.

Example 300x600

H A di duga tidak hanya membuat Martabat GMIM  babak-belur, tercemar dan tercoreng, ia diduga “mencuri uang Negara/Jemaat,” ucap Nelson Sasauw.

Menurutnya, penetapan tersangka oleh penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Polda Sulut  terhadap oknum Ketua Sinode GMIM terkait dugaan korupsi Dana Hibah yang di gelontorkan Pemprov. Sulut.

Di lansir dari laman Media Manado.Com, Bidang Hubungan Masyarakat BPMS GMIM Pnt Kombes Pol Pnt Kombes Pol (Purn) Drs John Rori, dalam penjelasannya mengatakan, “Sudah ratusan miliar bantuan Pemprov. Sulut yang masuk ke Sinode GMIM tapi perinciannya saya tidak hafal dan nanti kami laporkan.

Menurutnya Sinode GMIM menerima hibah bukan hanya berbentuk uang tunai dalam bentuk transfer, tapi juga berbentuk barang seperti, Gedung Alva Omega yang ada di UKIT, Rumah Susun di PPWG, dan juga Gedung Mission Center yang dibangun di Jalan Ring Road Manado.

Sementara bantuan yang sudah diberikan, menurutnya bukan hanya dari tahun 2021, 2022 dan 2023, tetapi sejak tahun 2018,” sebut Rori.

Sementara itu, kasus penyalagunaan Dana Hibah yang digelontorkan Pemprov. Sulut kepada Sinode GMIM adalah sebuah peristiwa luar biasa dan sangat dasyat menimpa institusi ini dalam perjalanan GMIM jelang satu abad yang di kenal sebagai sebuah organisasi keagamaan terbesar di Sulut,” kata Nelson Sasauw.

Menurutnya, dana se-gedeh itu di kelolah oleh manusia yang kalau boleh saya sebut, manusia stengah malaikat, tapi apa lacur, justru sebaliknya, HA melakukan perbuatan tercelah yang terindikasi korupsi dan merugikan keuangan Negara/Daerah.

Saya mengira korupsi hanya di lakoni oleh Aparatur Sipil Negara, pejabat setingkat Menteri Gubernur, Bupati/Walikota dan dunia swasta, tapi kini korupsi telah menyasar ke petinggi Sinode GMIM dan tokoh agama lainnya,” ujarnya.

Seorang pimpinan organisasi keagamaan terbesar di Sulut diduga terjebak pada perbuatan menyimpang, melakukan perbuatan yg dilarang oleh firman Tuhan dan melanggar hukum Negara.

Sasauw berharap, peristiwa ini hendaknya menjadi peringatan dan pembelajaran bagi semua warga GMIM khususnya bagi para Pendeta-pendeta mau berkaca dan mengevaluasi diri dengan musibah “tsunami yang menimpa Sinode GMIM,” harapnya.

Selain itu saya berharap, Sinode dalam menyusun rencana dan program kerja jangan lagi membebani anggota jemaat dengan berlindung di balik firman Tuhan sebagai bentuk pembenaran dengan kata lain, firman Tuhan sering di gunakan untuk menakut-nakuti jemaat.

Dia juga risih mendengar ungkapan bahwa GMIM disebut oleh sementara pihak “gereja” sampul, stigma tersebut benar adanya, kenyataannya seperti itu.

Sebutlah, Sampul Natal, Syukur Natal, Tahun Baru, syukur tahun baru, perjamuan dan sampul-sampul lainnya, pendek kata ada berbagai jenis sampul yang membebani jemaat,” ujarnya.

Sementara oknum Ketua Sinode terlihat begitu sangat dominan dan berkuasa dalam setiap pengambilan keputusan, cenderung otoriter dan diktaktor, bak penguasa yang lalim,” sebut Sasauw, tokoh Nusa Utara.

Dia juga sependapat dengan pernyataan Kapolda Sulut yang bertekad menjaga marwah GMIM lewat upaya bersih-bersih dari “tikus-tikus pengerat, garong dan maling uang Negara/Jemaat.

Di bagian lain, Sasauw berpendapat bahwa solusi lain yang bisa dilakukan yaitu GMIM harus di mekarkan menjadi 6 (enam) Sinode misalnya, Sinode GMIM di Manado dan seterusnya, induknya berada di Tondano.

Usulan ini selain bertujuan mendekatkan pelayanan Sinode kepada jemaat juga terjangkau. Dari Amurang tidak lagi harus ke Tomohon begitu juga dengan yang lainnya.

Selain itu ketika Sidang Persekutuan Gereja-Gereja Se-Indonesia (PGI) GMIM punya 7 suara, di tambah GMIST, GERMITA, Bolmong Raya, hingga total 10 suara, sehingga tidak menutup kemungkinan utusan GMIM terpilih menjadi Ketum PGI paling tidak Sekum,” tutupnya. (John)


Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: kanalsindo@gmail.com. Terima kasih.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *